SELAMAT DATANG, SUGENG RAWOEH DI BLOGKE WONG NDESO YANG INGIN BERBAGI TENTANG AGRICULTURE

Rabu, 24 Agustus 2011

CARA BUDIDAYA MELON

              BUDIDAYA MELON ( Cucumis melo ).
  1. Cultivar / varietas.
Sky roket, Honey dew, Sun , Golden , Eagle, Emeral, Jewel, Action, dan masih banyak varietas lainya.
  1. Syarat tumbuh.
Pertumbuhan tanaman melon di pengaruhi oleh suhu, kelembaban, ketinggian tempat, penyinaran , dan tekstur tanah. Tanaman melon membutuhkan suhu udara 25 – 30 derajat celcius, ketinggian tempat 0 -2.000 m dari permukaan laut, curah hujan 150 – 250 mm / bulan, kelembaban 70 -80 % dan PH tanah 6 – 7.
       3. Persemaian.
            Benih yang  belum mendapat perlakuan pestisida ( seed treatment ) perlu di
            rendam dengan fungisida Benlate 2 g / liter air selama 4 – 6jam atau fungisida
            lainya. Dan selanjutnya tiriskan dan bungkus rapat dengan kertas atau tissue dan
            peram dalam wadah selama 1 -2 hari.
            Benih yang telah di peram dan berkecambah di pindah ke tempat persemaian atau
             polibag  yang telah di isi dengan campuran tanah dan pupuk kandang serta 
             insektisida furadan (untuk mencegah hama datang ).
             Setiap polibag di isi satu benih dengan kedalaman 0,5 – 1 cm, kemudian tutup
             Tipis dengan arang sekam / tanah , lalu siram pakai air dengan gembor
             penyiraman. Lakukan perawatan  tanaman dalam persemaian selama 2 -3 Minggu
             atau sampai waktu tanam , dengan teliti .
  1. Pengolahan lahan.
Tanah di cangkul atau di bajak sedalam sekitar 30 cm, lalu buat bedengan / guludan  dengan ukuran lebar 100 cm – 120 cm, tinggi 30 cm – 50 cm, jarak antar bedengan / guludan 50 cm – 60 cm .
Pemupukan dasar dengan pupuk kandang 10- 15 ton / ha , atau pakai campuran pupuk makro Urea 240 kg + TSP 400 kg + KCL 160 kg  / ha.dan kapur dolomite 3 ton / ha , tebar di atas bedengan atau guludan ,lalu dicampur / di aduk dengan tanah lalu ratakan. Beberapa hari kemudian pasang mulsa plastic hitam perak ,dan kunci agar tidak terbawa angin. ( sebelumnya tanah di siram / di airi / di lep (jawa) sampai lembab ).
  1. Penanaman.
            Lubangi mulsa plastic dengan diameter 10 cm. dengan jarak tanam yang di pakai 
            sistim double row ( dua baris tanaman ) perbedengan dengan jarak 60 cm x 50 cm
            Sebelum penanaman  ,bedengan di siram atau di lep (jawa )
            Penanaman di lakukan pada bibit yang sudah berumur 2-3 minggu, atau sudah
            mempunyai daun 2 – 3 helai .
            Pemindahan tanaman dilakukan dengan hati – hati jangan sampai akar atau 
            daunya rusak, dengan satu lubang tanam di isi satu bibit.( buka plastic polibag).
            Setelah selesai penanaman siram atau  kocor dengan air agar tanaman tidak layu /
            cepat tumbuh.
  1. Pemeliharaan.
Penyulaman di lakukan 3 -5 hari setelah tanam dengan mengganti tanaman yang kurang sehat atau mati, setelah selesai penyulaman siram pakai air biar cepat tumbuh., sebaiknya penyulaman di lakukan sore hari.
Pemasangan lanjaran atau ajir di lakukan sekitar 1 Minggu setelah tanam, dengan menancapkan lanjaran / ajir sekitar 15 – 20 cm dari pohon.
Panjang lanjaran / ajir 2,0 m – 2,20m ( terbuat dari bamboo atau kayu ).
Supaya lanjaran / ajir kuat dan kokoh bisa menambahkan bambu panjang yang di letakan di bagian pucuk segitiga bamboo yang menyilang , mengikuti ajir – ajir di belakangnya.
Pemupukan susulan atau tambahan.
Di lakukan setelah umur 7 hari setelah tanam , dengan  dosis Urea 2 kg di larutkan / di campur air 100 liter. Dan siramkan 300- 400 ml / lubang ( jangan sampai terkena daun ).
Pemupukan selanjutnya di lakukan setiap 10 hari sekali , sampai tanaman berumur 60 hari ( pematangan buah ),dengan pupuk majemuk NPK 2 kg / 100 liter air, siram 300 – 400 ml / lubang ( pohon ).
Agar tanaman tidak rebah dan merambat , tanaman melon yang mencapai tinngi 40 -50 cm diikatkan ke ajir / lanjaran menggunakan tali rafia. Pengikatan lakukan setiap jarak 30 – 40 cm , hingga tanaman melon mencapai ketinggian 2,0 m.
Pemangkasan.
Dilakukan pada tanaman melon bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan yang di kehendaki, tinggi tanaman di buat  rata –rata titik ke 20 – 25 ( bagian ruas atau cabang tanaman ). Pemangkasan di lakukan  kalau udara cerah dan kering., supaya bekas luka tidak di serang jamur. Waktu pemangkasan di lakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal di pangkas adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan 2 helai daun.Pemangkasan di hentikan , jika ketinggian tanaman sudah mencapai pada cabang yang ke 20 atau 25.
Calon buah yang di pelihara adalah bunga betina yang terdapat pada cabang lateral ruas ke 8 -10, buah yang di pelihara di pilih yang sehat ( 1 buah / tanaman ), sedang untuk varietas yang memiliki buah berukuran besar pelihara 2 buah / tanaman.
Penyiangan gulma perlu di lakukan bila ada gulma yang mengganggu tanaman ,dengan aplikasi sesuai dengan pertumbuhan gulma.
Pengairan atau penyiraman.
Di lakukan sejak masa pertumbuhan tanaman , sampai akan di petik buahnya, seminggu 1 -2 kali. Lihat kondisi tanah.( kecuali hujan ).Pengairan jangan sampai mengenai daun dan buah.
  1. Hama dan penyakit utama ;
Oteng – oteng pengendalianya dengan insektisida Pegasus 500 EC atau Supracid 40 EC, dengan dosis lihat di label obat.
Ulat daun pengendalianya dengan insektisida Decis 2,5 EC  atau Atabron 50 EC, dengan dosis lihat di label obat.
Layu furasium pengendalianya dengan pestisida Basamid atau Benlate , dengan dosis lihat label obat.
Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida , insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai anjuran diatas / lihat label di botol obat.
  1. Pemanenan.
Buah melon dapat di panen pada tingkat kematangan cukup atau 65 -70 hari setelah tanam. Ciri – ciri buah yang matang : warna buah mulai berubah hijau kekuningan , retak pada tangkai buah , jaring pada  permukaan kulit buah tampak lebih jelas, aroma buah mulai menusuk hidung, buah mudah di petik dari tangkainya, daun dekat bunga sudah mengering dan buah akan tenggelam apa bila di masukan ke dalam air. Potong tangkai buah melon dengan pisau , sisakan minimal 2 cm , untuk memperpanjang  masa simpan buah. Waktu pemanenan yang baik adalah di pagi hari.
Buah yang telah di panen di sortir, kerusakan buah akibat terbentur / cacat fisik lainya, sebaiknya di hindari karena akan mengurangi harga jual.

Senin, 22 Agustus 2011

CARA BUDIDAYA JAGUNG


                  BUDIDAYA JAGUNG.
1.CULTIVAR/ VARIETAS.
Hibrida C 1, Hibrida C 2, Hibrida Pioneer 1, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga,
Wiyasa, Arjuna, Baster kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi,
       Bogor Composite, Parikesit, Sadewa, Nakula. Selain itu, jenis-jenis unggul yang
 belum lama dikembangkan adalah: CPI-2, BISI-1, BISI-2, P-3, P-4, P-5, C-3,
 Semar 1 dan Semar 2 (semuanya jenis Hibrida       ).
2.SYARAT TUMBUH.
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase      pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 24-30 °C. . Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl Tanaman jagung paca masa pertumbuhan membutuhkan 45-60 cm air. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cutup untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari rumput liar dan serangan hama.
Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.

 3.PENGOLAHAN LAHAN.
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak    
      Pengapuran                                                                                                                     Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan   berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara  menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman
Pemupukan dasar.
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha. Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:
Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah   
4. PENANAMAN.
Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.
Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas. Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ³ 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman.
Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.
5. PEMELIHARAAN
 Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.

Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.

PEMUPUKAN DAN PEMELIHARAAN
Pemupukan yang dianjurkan, untuk pupuk organic ( pupuk kandang / kompos ) 20 ton / ha. Sedangkan untuk pupuk an organik : Urea 300 kg / ha, TSP 100 kg / ha, KCI 50 kg / ha. Pupuk dasar diberikan sebelum tanam atau bersamaan tanam sejumlah 20 ton / ha pupuk organic, 100 kg / ha Urea, 100 kg TSP, daD 50 kg / ha KCl dengan membuat larikan atau ditugalkan kemudian ditutup kembali dengan tanah dengan jarak 10 cm dari garis tanam / lubang tanam. Pupuk susulan diberikan 3 minggu setelah tanam berupa Urea 100 kg / ha, diteruskan pupuk susulan kedua pada tanaman berumur 5 minggu sejumlah 100 kg Urea / ha.
Penyiangan pertama dilakukan segera setelah rumput / gulma mulai tumbuh dengan cara pengerjaan tanah secara dangkal pada tanaman berumur 2 minggu. Penyiangan kedua dilakukan setelah tanaman berumur 3-4 minggu sekaligus dilakukan pembumbunan pada barisan tanaman jagung.

Dosis pemakaian pupuk di tiap-tiap daerah / wilayah berbeda-beda tergantung kondisi dan struktur serta tektur tanah, tetapi secara umum dosis pemupukan adalah Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.

Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung

 6. HAMA DAN PENYAKIT.
Hama pada jagung
Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas gigitan atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dab bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC, Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.

Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga dilakukan pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.



Penyakit pada jagung

Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P. spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul; (3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan.


Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.


Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanam; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; (3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung; (4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.


Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga semua permukaan benih terkena.


Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA JAGUNG
a. PENGENDALIAN PENGGEREK TONGKOL (Heliothis armigera) PADA TANAMAN JAGUNG
EKOBIOLOGI 
Ngengat betina meletakan telur pada rambut tongkol atau daun muda secara sendiri-sendiri, seeokor ngengat dapat meletakan telur sampai 1000 butir dan stadium telur antara 2-5 hari. Setelah menetas larva bergerak kebawah menuju tongkol clan menggerek bagian ujung atas tongkol. Selanjutnya larva bergerak makin kebawah dan memakan biji-biji muda hingga menjelang pupa.
Larva berambut pendek dan mempunyai sifat kanibal, sehingga umumnya hanya dijumpai satu ekor larva da1am satu tongkol. Stadium larva berlangsung selama 17-24 hari dan terdiri dari 6 instar. Menjelang pupa larva keluar dari ujung tonggol atau lubang yang telah dipersiapkan menuju tanah dan membentuk pupa si dalam tanah. Stadium pupa berkisar antara 12-14 hari. Imago tidak tertarik terhadap cahaya lampu minyak biasa tetapi tertarik terhadap cahaya lampu.

PENGENDALIAN
a. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
b. Saat pembentukan bunga/buah serempak 
c. Pengumpulan dan pemusnahan larva yang mudah diambil 
d. Pengendalian dengan penyemprotan insektisida efektif apabila ditemukan 3 tongkol rusak per 50 tanaman atau aplikasi insektisida butiran didaerah kronis/endemis pada saat menjelang berbunga.

b. Mengatasi Hama Penggerek Batang
Hama penggerek batang jagung merupakan serangga jenis Sesamia inferens W. Serangga ini meletakkan telurnya pada daun. Setelah menetas, larvanya akan memakan batang jagung. Gejala serangan hama ini adalah munculnya lubang pada batang. Selain itu, penggerek batang juga menyerang rambut dan pucuk tongkol buah. Jika dibiarkan, hama ini bisa menurunkan produksi atau bahkan menyebabkan gagal panen. Pencegahan hama penggerek batang dilakukan dengan menanam jagung secara serempak, melakukan rotasi atau pergiliran tanaman yang terserang. Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Dursban, Decis, Matador, atau Curacron dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.
c. Mengatasi Hama Lalat
Hama lalat (Atherigon exigua S) berwarna abu-abu berukuran 0,3-0,5 mm. Hama ini meletakkan telurnya yang berwarna putih di bawah permukaan daun. Setelah beberapa hari, telur menetas menjadi larva lalu memakan daun, pangkal daun, dan pangkal batang. Serangan larva lalat menyebabkan munculnya lubang-lubang di seluruh bagian tanaman. Jika serangannya menghebat, batang akan patah karena pangkalnya habis dimakan. Pencegahan hama lalat antara lain dengan melakukan penanaman secara serentak, memakai benih varietas yang tahan serangan hama ini, memasang mulsa jerami di atas bedengan, dan selalu menjaga kebersihan bedengan dari gulma. Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Buldok 25 EC, Supracide 40 EC dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.
d. Mengatasi Hama Ulat Tongkol
Ulat Tongkol (Heliotis armigera) meletakkan telurnya yang berwarna putih di daun dan rambut tongkol. Setelah menetas, telur akan berubah menjadi larva berwarna kuning dengan kepala berwarna hitam. Larva inilah yang akan menyerang tongkol buah, dan menyebabkan kebusukan. Pencegahan hama ini dilakukan dengan mengambil dan memusnahkannya satu persatu. Jika serangannya menghebat, pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Matador, Thiodan, atau Curacron dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.
e. Mengatasi Hama Ulat Tanah
Ulat tanah (Agrotis ipsilon) menyerang bagian-bagian vital tanaman seperti batang dan buah. Hama ini sangat menjengkelkan, karena menyerang hanya pada malam hari dan akan bersembunyi di dalam tanah pada siang hari. Ulat tanah biasa menyerang tanaman yang masih muda. Batang tanaman yang terserang akan patah dan mati. Pencegahan hama ini dilakukan dengan menyemprot lahan tanam menggunakan pestisida sebelum masa tanam. Pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan insektisida seperti Furadan 3G, Petrofur, atau insektisida yang bersifat sistemik yang meresap ke seluruh bagian tanaman dengan dosis sesuai dengan aturan di kemasan.

MENGATASI PENYAKIT PADA TANAMAN JAGUNG

Penyakit pada tanaman jagung yang sering merusak adalah golongan Fungi / Jamur / cendawan. Cara mengsiasati / mengurangi timbulnya penyakit adalah
a. Menggunakan benih unggul yang bebas penyakit, yang tahan terhadap penyakit
b. Pola tanam yang bergantian, atau tidak menam jagung secara terus menerus dalam satu hamparan areal yang sama
c. Jarak tanam yang teratur sehingga sinar matahari dapat masuk ( termasuk arah baris ) di harapkan menghadap timur- barat; hal     ini juga berhubungan dengan kelembaban ( iklim mikro )
d. Jika curah hujan tinggi maka di buat saluran air sehingga air hujan dapat tuntas terbuang hal ini mengurangi busuk akar pada jagung.
e. Penggunaan Fungisida jika memungkinkan di sarankan juga menggunakan Bakterisida . Jenis dan merek dagang Fugisida dan Bakterisida bermacam - macam, supaya tidak bingung silahkan tanyakan kepada kios/ toko pertanian terdekat.

Tips dalam menentukan jenis dan merek Fungisida / Bakterisida adalah perhatikan bahan aktif, jangan terkecoh oleh merek terkenal atau harga yang mahal. Jika menyemprot pada musim penghujan maka campur dengan perekat / agristic.

Waktu Penyemprotan Pestisida
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien

7. PEMANENAN.
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati.
CIRI- CIRI DAN UMUR PANEN
Ciri jagung yang siap dipanen adalah:
      a) Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
      b) Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
      c) Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.

Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh. Saat itu diameter tongkol baru mencapai 1-2 cm. Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih berwarna hijau, dan bila biji dipijit tidak terlalu keras serta akan mengeluarkan cairan putih. Jagung untuk makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku, tidak meninggalkan bekas.

Cara Panen JAGUNG
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung. Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.

Periode Panen JAGUNG
Pemetikan jagung pada waktu yang kurang tepat, kurang masak dapat menyebabkan penurunan kualitas, butir jagung menjadi keriput bahkan setelah pengeringan akan pecah, terutama bila dipipil dengan alat. Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur panen jagung masak mati.

Jumat, 19 Agustus 2011

CARA BUDIDAYA TOMAT

                         CARA BUDIDAYA TOMAT ( Lycopersicon esculentum ).
1.      Cultivar / varietas.
Intan, R 1, Permata F1, Sakura F1 , Giga  F1, Jelita F1, Paduka F1, Mahkota F1, dan masih banyak varietas lainya.
    2.  Syarat tumbuh.
      Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi
      Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan
      pH antara 5 - 6
      Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat  
      persarian.
      Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan  
      tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui  
      stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikro 
      organisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman
3.      Persemaian.
      Penyemaian benih.
         Benih tomat di rendam dengan air sekitar 18 jam, lalu tiriskan dan bungkus rapat
         dengan kertas atau tissue, untuk menjaga kelembaban , pembukus setengah basah.
         2 – 3 hari buka pembukus, dan kalau sudah mulai berkecambah pindahkan benih
         tomat ke media semai satu persatu dengan hati – hati.
         Media semai campuran tanah dan pupuk kandang matang dengan perbandigan 1 : 1
         atau  2 : 1.masukan ke polibag plastic.Setelah benih tomat di tanam 0,5 – 1 cm .lalu 
         siram air dengan gembor penyiraman,dan tutup dengan daun pisang untuk menjaga
         kelembaban , lihat  kalau sudah benih mulai tumbuh buka daun penutup dan siram 
         pagi dan sore.Untuk mencegah gangguan cendawan , semprot persemaian  dengan
         fungisida  Starmyl 25WP dan Victory 80WP. Atau dengan fungisida lainya
         Untuk mencegah gangguan hama, persemaian di semprot dengan insektisida
         Winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc/ liter.
4.      Persiapan lahan.
       Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong,
       tembakau dan kentang .
       Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua
        minggu
       Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta  
       diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam
       Buatlah bedengan selebar 100 -120 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk
       barisan tunggal
       Buatlah parit selebar 40- 60cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk
       pembuangan air.
       Beikan pupuk dasar dengan pupuk kandang 15 – 18 ton / ha , dengan di tabur di
       atas bedengan / guludan lalu di campur atau di aduk sampai rata. Atau pakai
       campuran pupuk makro 199 kg Urea /ZA + 311kg TSP + 90 kg KCl / ha, ( reko
       mendasi pupuk untuk tanaman tomat pada tanah mineral dengan tingkat kandungan
    P dan K sedang ). Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 300kg
 – 450 kg / ha. Kemudian di campur atau di aduk dengan tanah. Rapikan kembali
    bedengan / guludan dan tutup dengan mulsa plastic hitam perak dan kunci mulsa
   plastik agar tidak sobek jika terbawa angin
5.      Penanaman.
         Lubangi mulsa plastic dengan diameter 10 cm. dengan jarak tanam yang di pakai 
         sistim double row ( dua baris tanaman ) per bedengan dengan jarak 60 cm x 50 cm
         Sebelum penanaman di lakukan ,bedengan di siram atau di lep (jawa )
         Penanaman di lakukan pada bibit yang sudah berumur 4 -5 minggu, atau sudah 
         mempunyai daun 3 – 5 helai
   Pemindahan tanaman dilakukan dengan hati – hati jangan sampai akar atau daunya
   rusak, dengan satu lubang tanam di isi satu bibit.( buka plastic polibag). Setelah
   selesai penanaman siram atau  kocor dengan air agar tanaman tidak layu / cepat
   tumbuh.
6.      Pemeliharaan.
Penyulaman pada tanaman yang tidak sehat pertumbuhanya ,atau yang mati , dengan bibit yang umurnya kira – kira sama. Penyulaman di lakukan pada satu minggu setelah tanam.
Pemberian lanjaran / ajir 2 -3 minggu setelah tanam , di tancapkan sekitar 10 cm dari pohon , dengan kedalaman 20 -30 cm dengan posisi tegak atau miring keluar.
Pewiwilan / buang tunas di bawah cabang pertama, lakukan 4 -6 minggu setelah tanam, agar buah yang di hasilkan tidak kerdil dan masaknya tidak terlambat.
Ikat pohon tomat dengan lanjaran / ajir pakai tali rafia, agar tomat tidak roboh, bila sudah berbuah.
Pemupukan susulan /tambahan .
Dilakukan  pakai campuran pupuk makro :
   2 minggu setelah tanam 100 kg Urea / ZA + 45 kg TSP / ha.
   5 Minggu setelah tanam 100 kg Urea / ZA + 45 kg TSP /ha.
   7 Minggu setelah tanam 100 kg Urea / ZA + 45 kg TSP / ha.
Atau pakai pupuk majemuk NPK  dengan dosis dan aplikasi yang sama. Dengan cara di tebar di sekiling pohon dengan jarak 10 -15 cm , atau di kocorkan pakai air.
Pengairan di lakukan 2 – 3 kali seminggu , lihat kondisi tanah.
Hama dan penyakit.
          penyakit yang sering menyerang tanaman tomat yaitu :  
          Ulat tanah coklat  
          Kumpulkan larva, kemudian musnahkan atau disemprot dengan Diptrek 95 SL 
          atau Dusban 20 EC, dengan dosis 0,1 %.
          Ulat buah 
          Semprot dengan Diazinon 60 EC, dengan dosis 0,2 %.
          Penyakit Lanas
          Cabut dan buang tanaman yang terserang – Rhizoetonia dan Phytium sp. Semprot  
          dengan Dithane M -45 0,2%.
          Pengendalian hama dan penyakit di lakukan bila perlu saja , yaitu bila terlihat ada 
          Gejala serangan hama atau penyakit , Untuk tindakan preventif dalam pencegahan  
          Hama lakukan penyemprotan  seminggu 2 -3 kali , insektisida + fungisida , dengan 
          Dosis sesuai anjuran, lihat label obat.
7.      Pemanenan.
      Panen pada umur 90-100 hari setelah tanam, dengan ciri; kulit buah berubah dari  
      warna hijau  menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang 
      menguning,
      petik pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai
          buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap  
          petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh
          Interval pemetikan 2-3 hari sekali.
          Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang
          akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang
          Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah
          dan jangan dibanting
          Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan
          Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut
          siap untuk konsumsi.

CARA BUDIDAYA CABE

        BUDIDAYA CABE ( Capsiam annuum )

1.Cultivar / Varietas.
   Hot chili , Hot beauty , Prabu , Marathon , Gada, dan masih banyak lagi jenisnya.
2.Persemaian 
   Penyemaian benih.
   Benih cabe di rendam dengan air sekitar 18 jam, lalu tiriskan dan bungkus rapat
   dengan kertas atau tissue untuk menjaga kelembaban , pembukus setengah basah.
    2 – 3 hari buka pembukus, dan pindahkan benih cabe ke media semai satu persatu.
    Media semai campuran tanah dan pupuk kandang matang dengan perbandigan 1 : 1
     atau  2 : 1.masukan ke polibag plastic.Setelah benih cabe di tanam 0,5 – 1 cm .lalu 
     siram air dengan gembor penyiraman,dan tutup dengan daun pisang untuk menjaga
     kelembaban , lihat  kalau sudah benih mulai tumbuh buka daun penutup dan siram 
    pagi dan sore.Untuk mencegah gangguan cendawan , semprot persemaian  dengan
     fungisida  Starmyl 25WP dan Victory 80WP. Atau dengan fungisida lainya
     Untuk mencegah gangguan hama, persemaian di semprot dengan insektisida Winder
     100ec dengan konsentrasi 0,5 cc/ liter
 3. Pengolahan lahan.
Tanah di cangkul atau di bajak dan buat bedengan / guludan berukuran 1,2m , tinggi bedengan / guludan sekitar 30 cm , dan jarak antar bedengan 60 cm
Pemupukan dasar taburi di atas bedengan / guludan sekitar 20 ton / ha. Pupuk kandang , atau campuran pupuk makro Urea 199 kg + TSP 311 kg + KCL 90 kg / ha.( Rekomendasi pupuk untuk tanaman cabe pada tanah Mineral dengan tingkat kandungan P dan K sedang ).
Bila tanah terlalu masam taburi kapur atau dolomite sekitar 100 – 120 ton /ha, sampai       PH tanah 6 – 6,5 , kemudian diaduk.
Rapikan kembali bedengan / guludan dan tutup dengan mulsa plastic hitam perak dan kunci mulsa plastik agar tidak sobek jika terbawa angin.
 4.Penanaman.
     Lubangi mulsa plastic dengan diameter 10 cm. dengan jarak tanam yang di pakai 
      sistim double row ( dua baris tanaman ) per bedengan dengan jarak 60 cm x 50 cm
      Sebelum penanaman di lakukan ,bedengan di siram atau di lep (jawa )
      Penanaman di lakukan pada bibit yang sudah berumur 4 -5 minggu, atau sudah mem
       punyai daun 3 – 5 helai .
Pemindahan tanaman dilakukan dengan hati – hati jangan sampai akar atau daunya rusak, dengan satu lubang tanam di isi satu bibit.( buka plastic polibag). Setelah selesai penanaman siram atau  kocor dengan air agar tanaman tidak layu / cepat tumbuh.
5. Pemeliharaan.
     Penyulaman di lakukan satu minggu setelah tanam, pada tanaman yang tidak sehat per
      tumbuhanya dengan bibit baru yang sehat dan umur kira2 sama.
      Tancapkan  lanjaran atau ajir 7 hari setelah tanam, dengan jarak sekitar 5 -10 cm dari
      batang tanaman dengan kedalaman 20 -30 cm ke dalam tanah.(lanjaran / ajir terbuat
     dari bambu dengan panjang 1 m -1,2 m ).Ikat tanaman pada lanjaran pada umur15
      hari setelah tanam dengan tali rafia.
     Wiwil atau buang semua tunas di bawah cabang pertama dan bunga yang pertama dan     
      kedua .Cabang selanjutnya dan bunga cabang ke 3 di pelihara.                                                         Hama dan penyakit.
Ulat tanah ( Agrotis ipsilon  )
Biasanya menyerang tanaman cabe yang baru di pindah tanam, dengan memotong batang utama pohon hingga roboh , bahkan sampai putus. Untuk pencegahanya lakukan penyemprotan insektisida Direct 25 ec dengan konsetrasi 0,4 cc / liter atau dengan insektisida Raydok 28 ec dengan konsentrasi 0,25 – 0, 5 cc / liter, sehari sebelum tanam.
Ulat grayak ( spodoptera litura ).
Biasanya menyerang daun, buah dan tanaman yang masih kecil. Untuk pengendalianya dianjurkan penyemprotan di sore hari atau malam hari dengan insektisida biologi Turex WP bergantian dengan insektisida Raydok 28 ec atau insektisida Direct 25 ec.
Lalat buah ( dacus verugenius ).
Gejala awalnya buah cabe berlubang kecil, kulit buah menguning, dan kalau di belah biji cabe berwarna coklat kehitaman dan pada akhirnya buah rontok.
Untuk pencegahan dan pengendalianya dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau dengan penyemprotan insektisida Winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 -1 cc / liter, bergantian dengan insektisida Promectin 18ec dengan konsetrasi 0,25 – 0,5 cc / liter atau dengan insektisida Cyrotex 75sp dengan konsentrasi 0,3 -0,6 g / liter.
Tungau ( mite ).
Biasanya menyerang tanaman cabe hingga  daun berwarna kemerahan ,menggulung keatas, menebal akhirnya rontok.
Untuk pengendalian dan pencegahanya lakukan penyemprotan dengan akarisida Samite 135EC dengan konsentrasi 0,25 -0,5 ml / liter air, bergantian dengan insektisida Promectin 18 ec dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 cc / liter.
Thrips.
Apabila menyerang daun, daun akan berwarna bercak keperakan dan menggulung ke dalam, keriting, dan rontok, bunga akan mongering dan rontok.
Untuk pengendalian dan pencegahan lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder 25WP dengan konsetrasi  5 – 10 gr / liter, atau dengan insektisida Winder 100 EC dengan konsentrasi 6 – 10 ml / liter air, bergantian dengan insektisida Promectin 18 ec dengan konsentrasi 0,25 – 0,5 cc / liter.
Puru akar ( Nematoda ).
Merupakan organisme pengganggu tanaman yang menyerang daerah perakaran tanaman cabe. Jika tanaman terserang maka transportasi bahan makanan terhambat dan partumbuhan tanaman terganggu, selain itu kerusakan akibat puru akar ( nematode ) ini dapat memudahkan bakteri masuk dan mengakibatkan layu bakteri. Pencegahan yang efektif adalah menanam varietas cabe yang tahan terhadap puru akar ini , dan melakukan penggiliran tanaman.
Dan apabila lahan yang di tanami daerah endemic, pemberian nematisida dapat di berikan bersamaan dengan pemupukan.
Anthracnosa buah. / patek.
Gejala awalnya kulit buah  akan tampak mengkilat selanjutnya akan timbul bercak hitam yang kemudian meluas dan akhirnya membusuk.
Untuk pengendalianya semprot dengan fungisida Kocide54 WDG dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air, bergantian dengan fungisida Victory 80wp dengan konsentrasi 1 – 2 g / liter air.
Phitopthora.
Gejalanya  bagian tanaman yang terserang terdapat bercak coklat kehitaman dan kelamaan membusuk. Penyakit ini menyerang tanaman cabe  pada daun, batang maupun buah. Pengendalianya adalah menyemprot tanaman dengan fungisida Kocide 77 wp dengan dosis 1,5 -3 kg/ha. Bergantian dengan fungisida victory 80 wp dengan konsentrasi 2 -4 g / liter air di campur dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp dengan dosis 0,8 – 1 g / liter.
Rebah semai ( dumping off).
Penyakit ini biasanya menyerang tanaman saat di persemaian.
Penyebabnya jamur / phitium sp, untuk pencegahan lakukan penyemprotan dengan fungisida sistemik Starmyl 25 wp saat di persemaian dan saat pidah tanam dengan konsentrasi 0,5 – 1 g/ liter.
Layu bakteri / layu fusarium.
Biasanya mulai menyerang tanaman cabe saat fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyiraman Kocide 77 wp pada lubang tanam dengan konsentrasi 5 g / liter,mulai saat tanaman menjelang berbunga dengan interval 10 -14 hari.
Bercak daun.
Disebabkan oleh cendawan / jamur cercospora capsici.
Gejalanya berupa bercak bercicin, berwarna putih pada tengahnya dan coklat kehitaman pada tepinya. Pencegahanya semprot dengan fungisida Kocide 54 WDG dengan konsentrasi 1,5 – 3 g / liter, bergantian dengan fungisida Victory 80 wp dengan konsentrasi 2 -4 g / liter, dengan interval 7 hari.
Penyakit mozaik virus.
Saat ini belun ada pestisida yang mampu mengendalikan penyakit ini.
Dan sebagian tindakan pencegahan dapat di lakukan pengendalian terhadap hewan pembawa virus tersebut yaitu aphids.
Aphids.
Gejalanya daun akan menggulung ke dalam, keriting , menguning, dan rontok.
Untu pencegahanya dan pengendalianya lakukan penyemprotan dengan insektisida Winder25 wp, dengan konsentrasi 5 – 10 gr/ liter air , atau dengan Winder 100 ec 6 – 10 ml / liter, bergantian dengan insektisida Promectin 18 ec dengan konsentrasi 0,25 -0,5 cc / liter.
Pencegahan dan pengedalian hama.
Pengendalian hama atau penyakit bila perlu saja, yaitu bila terlihat gejala ada serangan atau penyakit. Untuk tindakan preventif lakukan penyemprotan 1 -2 kali seminggu setelah tanam, dengan pestisisida , insektisida ,atau fungisida secara bergantian dengan dosis sesuai anjuran diatas.
     Pemupukan susulan atau tambahan.
Pemberian pupuk susulan di lakukan pada :
     2 minggu setelah tanam dengan campuran pupuik makro Urea 75 kg + TSP 34
     Kg / ha.
     4 minggu setelah tanam Urea 75 kg + TSP 34 kg / ha.
     6 minggu setelah tanam  Urea 75 kg + TSP 34 kg /ha.
8 minggu setelah tanam Urea 75 kg + TSP 34 kg /ha. Atau pakai pupuk majemuk NPKdengan waktu  2, 4 , 6 , 8 minggu setelah tanam  100 kg – 200 kg/ ha.
Dengan cara di tebar di sekeliling tanaman 5 – 10 cm dari batang tanaman , atau di kocorkan pakai air.
Penyiangan di lakukan 2 – 3 minggu sekali setelah tanam  jika ada gulma yang mengganggu atau sesuai dengan pertumbuhan gulma.
         Pengairan / penyiraman.
            Dilakukan dengan system furrow, yaitu dengan mengairi parit  saat tanaman beru
            mur 10 hari setelah tanam, atau di sesuaikan dengan kelembaban tanah. Air
            jangan sampai menggenangi bonggol batang tanaman terlalu lama. Karena
            tanaman cabe tidak tahan dengan terlalu banyak air .
  1. Panen dan pasca panen.
Panen pertama di lakukan mulai 9 minggu setelah tanam, dan panen berikutnya setiap 5 -7 hari sekali.
Buah yang sudah di panen segera di sortir ( di pisahkan ) sesuai dengan  pesanan pasar. Dengan penerapan teknologi budidaya, penanganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang maksimal.

CARA MENANAM KANGKUNG DARAT


  kangkung darat


·                                 

·                            


Tanaman Kangkung Darat
Sahabat-sahabat.
Kali ini saya akan mempostingkan tentang “Cara Menanam Kangkung Darat” . 
Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang kering atau tegalan, dan  2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.
Petanian Organik adalah sebuah bentuk solusi baru guna menghadapi kebuntuan yang dihadapi petani sehubungan dengan maraknya intervensi barang-barang sintetis atas dunia pertanian sekarang ini. Dapat dilihat, mulai dari pupuk, insektisida, perangsang tumbuh, semuanya telah dibuat dari bahan-bahan yang disintesis dari senyawa-senyawa murni (biasanya un organik) di laboratorium. Pertanian organik dapat memberi perlindungan terhadap lingkungan dan konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, memperbaiki kualitas hasil pertanian, menjaga pasokan produk pertanian sehingga harganya relatif stabil, serta  memiliki orientasi dan memenuhi kebutuhan hidup ke arah permintaan pasar.
Teknologi Budidaya
1. Benih
Kangkung darat dapat diperbanyak dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah beradaptasi.
2. Persiapan Lahan
Lahan terlebih dahulu dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan  + 30 cm. Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau dolomit.
3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik 150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm, tiap lubang tanamkan 2 – 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara zigzag atau system garitan(baris).
5. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan air,  bila  tidak  turun  hujan  harus  dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit.
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit karat putih yang disebabkan olehAlbugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7. Panen
Panen dilakukan setelah berumur  + 30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar   2 cm di atas permukaan tanah.
8. Pasca Panen
Pasca panen terutama diarahkan untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin